Perilaku Unggah-Ungguh Yang Kian Dilupakan Oleh Peserta Didik Di Era Milenial

Oleh: Ardiyan Eka Safitri, S.Pd.

Masyarakat Jawa sebagai bangsa timur selalu memperhatikan tatanan dalam bersikap maupun berucap dalam setiap bersosialisasi.  Semua tatanan itu sering disebut etika. Maka seseorang yang memiliki sikap dan ucapan baik dalam masyarakat sering disebut orang beretika. Sopan santun merupakan gabungan dari dua kata, yaitu sopan dan santun. Jika sopan santun dimaknai secara bersamaan adalah sebuah takaran kebaikan seseorang yang berkaitan dengan perilaku dan ucapan. Sopan menunjukkan perilaku seseorang yang mengedepankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan santun mencerminkan ucapan seseorang yang mengedepankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Sopan santun bisa juga diartikan sebagai sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di hadapannya. Masyarakat Jawa mengenal sikap ramah dengan sebutan sumeh atau murah senyum. Sejak dahulu kala orang Jawa sudah dikenal sebagai orang yang ramah oleh bangsa lain. Sikap ramah dilakukan seseorang dengan harapan untuk menghormati atau menghargai orang itu, hingga membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmonisan. Sikap sopan santun menjadi sebuah kewajiban yang harus dikerjakan mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Unggah-ungguh adalah tata aturan bahasa menurut kedudukan tata krama atau pantasnya. Ragam bahasa Jawa secara umum ada dua yaitu ngoko dan krama. Ragam bahasa ngoko digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan lebih tinggi. Ragam bahasa krama digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih muda atau memiliki kedudukan lebih rendah. Pada prakteknya nanti ragam bahasa ngoko dibagi menjadi dua, yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Ragam bahasa krama dibagi menjadi dua, yaitu krama lugu dan krama alus.

Tata krama terdiri atas dua kata yaitu tata dan krama. Tata berarti memposisikan sesuatu dengan standar atau pertimbangan yang diinginkan. Krama berasal dari istilah dalam ragam bahasa Jawa yaitu ragam bahasa Jawa yang tinggi maka ada istilah krama inggil. Tata krama adalah perilaku dan berucap yang baik atau sopan santun yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan menjadi norma dalam berinteraksi atau bersosialisasi.

Di era milenial sekarang ini, dengan apa-apa yang serba mudah dan serba ada. Peserta didik lebih sibuk dengan gawainya,sehingga bersikap acuh tak acuh kepada siapapun dan dimanapun berada. Dengan adanya teknologi yang semakin maju khususnya gawai dan semakin banyaknya fungsi dari gawai tersebut, membuat para peserta didik kecanduan dan tidak bisa jauh dari gawainya. Sehingga berpengaruh terhadap kehidupannya.

Dampak positif penggunaan gawainya, yaitu mempermudah komunikasi dengan orang lain, peserta didik juga dapat mencari informasi dari berbagai belahan dunia, menambah wawasan, menambah teman lewat dari berbagai tempat melalui sosial media, sebagai pengganti alat hitung, sebagai pengganti stopwatch, untuk mengambil gambar atau video, untuk mendengarkan musik, untuk menonton film dan bermain game.

Selain itu ada pula dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan, yaitu mengganggu konsentrasi belajar, kurangnya bersosialisasi dengan sesama, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan keluarga, karena kalau dirumah lebih fokus pada gawainya. Lebih boros karena harus selalu mengisi kuota atau pulsa, membuat peserta didik mudah emosi bila jauh dari gawai, peserta didik kurang beristirahat karena pada malam hari sibuk bermain game sampai pagi, peserta didik menjadi sering membolos karena bangun kesiangan, membuat peserta didik malas melakukan aktifitas fisik seperti olahraga maupun pekerjaan dirumah contohnya menyapu, mencuci baju, dll. Selain itu gawai juga berbahaya bagi kesehatan peserta didik karena dapat merusak mata yang mengakibatkan mata menjadi kering hingga miopia atau rabun jauh, merusak tulang belakang karena gerak dan lebih banyak duduk atau tiduran, mengganggu perkembangan peserta didik, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh headset, gangguan tidur karena sering begadang dan kanker yang disebabkan oleh radiasi gawai. Radiasi dari gawai juga dapat menyebabkan sakit kepala, kerusakan otak, menurunkan tingkat kesuburan pria, mengganggu janin pada ibu hamil, dll.

Sebagai Guru Bahasa Jawa, guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pembentukan karakter peserta didik dalam membimbing peserta didik untuk lebih memahami dan dapat mempraktikan mulai dari lingkungan sekolah terlebih dahulu, setelah peserta didik terbiasa melakukannya pasti akan terbawa dilingkungan masyarakat dan keluarganya.

Beberapa hal yang mencerminkan tata krama masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari:

  • Menjabat tangan/mencium punggung tangan Bapak/Ibu Guru atau orang yang lebih tua.
  • Menundukkan badan ketika lewat di depan Bapak/Ibu Guru atau orang yang lebih tua.
  • Memberikan sesuatu dengan ucapan yang santun dan menerima sesuatu dengan mengucapkan matur nuwunatau terima kasih.
  • Berbicara dengan orang lain menggunakan unggah-ungguh basayang tepat.
  • Membiasakan mengucapkan nyuwun tulungatau minta tolong ketika meminta bantuan.

Peserta didik adalah individu yang mudah berubah-ubah, tergantung situasi yang ada disekitarnya. Apabila sudah diberi contoh akan unggah-ungguh yang benar, maka bila dipraktikan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan baik. Contoh lain, saat pagi hari peserta didik datang, alangkah lebih baik bila gawai yang selalu dipegang itu dimasukan ke dalam saku atau tas terlebih dahulu. Karena saat sampai di loby ada Bapak/Ibu Guru yang menyambutnya kedatangan mereka dengan menyapa dan bersalaman/berjabat tangan. Tidak elok rasa bila berjabat tangan dengan Bapak/Ibu guru dengan membawa gawai. Penanaman pendidikan karakter ini diharapkan supaya peserta didik menjadi lebih baik dan menjadi pembiasaan yang akan selalu dilakukan dimasyarakat dan keluarganya.

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Perilaku Unggah-Ungguh Yang Kian...
Oleh: Ardiyan Eka Safitri, S.Pd. Masyarakat Jawa sebagai bangs...
Pembukaan P5 Kelas X
    BULETIN_SENIN, 13 November 2023 dilaksanakan pembukaan Pro...
Semangat Pahlawan untuk Perangi ...
BULETIN_JUM'AT, 10 November 2023 SMA Negeri Jatisrono melaksan...
Video Tari Saman
BULETIN_VIDEO Tari Saman Aceh yang ditampilkan siswa kelas 12 ...
Rekam E-KTP
BULETIN_RABU, 1 November 2023 SMA Negeri 1 Jatisrono kedatanga...
Sosialisasi Pencegahan dan Penan...
BULETIN_SELASA, 31 Oktober 2023 SMA Negeri Jatisrono menggelar...

SMAN 1 JATISRONO

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Hubungi kami di : +622734131186

Kirim email ke kamisma1jatisrono@gmail.com

SMAN 1 JATISRONO

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman