Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Susunan Pegas

Posted by Admin - 10 Desember 2022

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Susunan Pegas

Lokasi SMA N 1 Jatisrono
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan pemahaman siswa pada materi susunan pegas melalui pembelajaran inovatof Project Based Learning
Penulis Ratih Astuti Handayani
Tanggal 17 November 2022

 

SITUASI

A. Latar Belakang
Hasil belajar yang memuaskan merupakan harapan disetiap pembelajaran dikelas. Namun pada kenyataannya, pendidik masih banyak yang merasa nyaman menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran tersebut menjadikan tingkat berpikir tinggi siswa menjadi kurang sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi susunan pegas kurang maksimal. Materi susunan pegas merupakan salah satu materi fisika yang memiliki beberapa persamaan yang harus dipahami siswa. Siswa ketika dihadapkan dengan susunan pegas campuran masih bingung apalagi jika soal berbeda dengan contoh yang diberikan guru. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga masih sangat minim. Siswa masih dihadapkan dengan metode pengajaran yang menggunakan media papan tulis, sehingga siswa cenderung terbiasa dengan cara belajar menghafal karena tidak terlibat langsung dalam menggali konsep. Siswa jika diberi bahan ajar untuk dipelajari memperlihatkan kemalasan karena hanya membaca atau melihat saja. Siswa juga masih beranggapan jika guru adalah sumber utama belajar dan sumber informasi yang benar. Konsep yang diperoleh siswa pun kurang bermakna atau dengan kata lain siswa mudah lupa karena berupa hafalan. Sehingga praktikan melaksanakan pembelajaran inovatif Project based learning untuk memfasilitasi siswa mengkontruksi pengetahuan secara aktif dan kreatif.

B. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan
Praktik ini perlu dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama. Selain bisa memotivasi diri saya sendiri, diharapkan praktik ini juga dapat menjadi referensi bagi rekan guru lain untuk mengembangkan metode, model dan media yang tepat dalam pembelajaran

C. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini
1. Mengidentifikasi permasalahan dan eksplorasi mengenai solusi permasalahan.
2. Guru mengembangkan keterampilan yang dimiliki dengan mendesain pembelajaran yang inovatif berbasis proyek.
3. Menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk pembelajaran.
4. Guru memberikan pembimbingan dan pendampingan kepada peserta didik sehingga dapat memfasilitasi dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki peserta didik.
5. Guru menggunakan TPACK dalam pembelajaran dengan tepat.

 

TANTANGAN

A. Tantangan untuk mencapai tujuan
Setelah melakukan observasi dan wawancara kepada siswa, rekan sejawat, dan kepala sekolah terdapat beberapa tantangan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tantangan tersebut antara lain:
1. Pembelajaran yang masih terpusat pada guru
2. Pemahaman siswa pada materi susunan pegas yang masih kurang dan butuh pembiasaan agar tidak menggunakan metode hafalan
3. Melakukan kegiatan yang melibatkan siswa dengan tujuan agar siswa terlibat langsung menemukan konsep
4. Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif terutama pembelajaran berbasis Proyek (PBJL)
5. Penggunaan media dan teknologi pembelajaran yang belum maksimal dan variatif

B. Pihak yang terlibat
Banyak pihak yang terlibat dalam proses kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.
1. Siswa, dimana siswa menjadi objek yang pertama dalam menentukan masalah hingga dilakukan rencana aksi
2. Teman sejawat, berperan dalam membantu praktikan seperti menyumbangkan solusi, membantu daam mendukung kegiatan rencana aksi yang dilaksanakan oleh praktikan
3. Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah, praktikan selalu meminta ijin kepada kepala sekolah terkait dengan pelaksanaan aksi serta wawancara pemberian solusi terhadap masalah yang ditemui saat penentuan masalah

 

AKSI

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Mengidentidikasi akar permasalahan dengan melakukan kajian literatur dan wawancara kepada rekan sejawat dan kepala sekolah. Selanjutnya menentukan solusi dari permasalahan.
2. Menyusun perangkat pembelajaran sebagai bentuk kegiatan pembelajaran terdiri dari; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik, Kisi-kisi dan rubrik penilaian (Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan)
3. Guru mulai melakukan praktek kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
4. Deskripsi penggunaan model pembelajaran inovatif
Model pembelajaran inovatif disesuaikan dengan karakterisitik materi dan siswa. Model yang digunakan adalah Project based Learning atau pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran dengan model PJBL memuat keterampilan berpikir dan berkreasi. Sehingga peserta didik dapat membelajari konsep secara langsung. Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) terdiri dari fase:
1) Pertanyaan mendasar
Guru memberikan pertanyaan mendasar yang digunakan untuk memperkuat konsep membuat projek
2) Mendesain projek Kegiatan
mendesain projek diawali dengan pencarian informasi sebagai bahan penunjang pembuatan projek . informasi digali untuk membedakan terlebih dahulu karakteristik susunan pegas seri dan paralel supaya bisa membedakan kedua susunan tersebut yang nantinya diaplikasikan kedalam projek pembuatan ayuan pegas.
3) Menjadwalkan projek
Siswa dengan kelompoknya dibimbing menjadwlakan projek ayunan yang akan dibuat dan menuliskannya pada kartu kendali
4) Monitoring dan kemajuan Projek
Pada monitoring siswa diberi tagihan yaitu mengunggah dokumentasi pembuatan projek ayunan ke dalam laman google classroom5) Menguji Hasil
Siswa menguji produknya untuk menentukan besarnya konstanta pengganti pegas pada susunan pegas yang digunakan serta mencari konstanta masing-masing pegas.

6) Evaluasi pengalaman
Diawali dengan 3 kelompok melakukan presentasi hasil dengan susunan pegas yang berbeda-beda yaitu paralel 2 , paralel 3 dan campuran. Siswa diminta menuliskan hasil ujicoba kelompoknya di papan tulis. Hasilnya dibandingkan dan dievaluasi bersama-sama untuk memperkuat konsep yang telah ditemukan.

5. Penggunaan Media pembelajaran yang menarik
a. Strategi yang dilakukan yaitu menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan karakteristik peserta didik. Selain itu juga guru memilih media yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Media pembelajaran yang digunakan pada praktik adalah berbasis TPACK yaitu simulasi lab vitual phet Colorado, scan barcode, Google Form dan google classroom
b. Proses pembuatan media diawali dengan guru mempersiapkan materi yang akan disusun dalam bentuk PPT kemudian memilih video dan gambar gambar yang relevan. Kemudian guru juga menyiapkan bahan ajar, LKPD, assesmen menggunakan Google form. Untuk bahan ajar dan simulasi dibuat barcode agar anak bisa mengakses sewaktu waktu.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam menyiapkan media pembelajran antara lain adalah aplikasi , laptop dan jaringan internet.
Penggunaan media yang variatif berbasis TPACK dapat meningkatkan antusias siswa untuk belajar sehingga dapat lebih memahami konsep dan antusias mengikuti pembelajaran
6. Menyiapkan dan melaksanakan Penilaian atau evaluasi pembelajaran
a. Penilaian sikap saat kegiatan belajar dilihat dari kerjasama antar anggota yang sudah terjalin dengan baik terlihat dari siswa dapat menyelesaiakan LKPD dengan betul. Selain kerjasama, karakter yang dinilai adalah percaya diri saat presentasi, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan serta sikap kreatif dalam pembuatan projek mulai dari mendesain sampai berupa produk.
b. Penilaian pengetahuan saat kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara mengerjakan soal evaluasi secara mandiri baik sebelum maupun sesudah pembelajaran.
c. Penilaian Projek Penilaian Projek meliputi persiapan , produk dan ujicoba beserta laporan .
d. Penilaian presentasi siswa meliputi aspek penggunaan bahasa, kejelasan penyampaian, komunikatif dan kebenaran konsep
e. Evaluasi pembelajaran selain berupa sikap, projek, kognitif, presentasi juga berupa jurnal refleksi guru, refleksi siswa, observer sintak, dan survey peserta didik untuk mengetahui respon dari keterlaksanaan pembelajaran oleh praktikan

 

REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

A. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan Ada beberapa dampak dari aksi yang telah dilakukan, antara lain:
1. Pembelajaran inovatif PJBL menjadi lebih menarik bagi siswa dan guru. Penggunaan model pembelajaran PJBL efektif untuk menumbuhkan kreativitas dan antusias siswa mengikuti pembelajaran
2. Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa meningkat karena siswa jadi lebih mudah paham terhadap konsep
3. Teknologi dan media yang bervariatif terbukti membuat siswa merasa senang mengikuti pembelajaran karena merasa memperoleh pengalaman dari berbagai macam sumber.
4. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dengan baik
5. Siswa lebih aktif dan percaya diri menyampaikan pendapat

B. Hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif
Berikut gambaran hasil pembelajaran yang memperlihatkan kefektifan aksi yang telah dilakukan.
a. Hasil penilaian kognitif meningkat terlihat dari hasil kemmapuan awal siswa sebanyak 9 siswa yang tuntas KKM dari 35 siswa (25%). Sedangkan pada penilaian kognitif setelah pembelajaran siswa yang tuntas KKM 33 siswa dari 35 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 94% dengan rata rata 93 (baik).
b. Penilaian Sikap Hasil penilaian sikap peserta didik dengan aspek gotong royong (kerjasma), kreatif dan percaya diri menunjukkan sejumlah 46 % dengan kategori sangat baik, 46 % kategori baik dan 8 % kategori cukup
c. Hasil kemampuan presentasi dengan nilai rata-rata kelas 81 dengan kategori baik. Dengan prosentase individu kategori sangat baik sebesar 43 %, 40% baik dan 17% cukup. Pada presentasi siswa menjadi percaya diri untuk berkomunikasi.
d. Penilaian proyek meliputi perencanaan, hasil produk dan laporan. Rata-rata penilaian proyek pada kategori sangat baik yaitu 93.
e. Artefak siswa atau produk yang dihasilkan Produk-produk yang dihasilkan siswa sangat kreatif dan bagus . Siswa mempertimbangkan beban yang digunakan sehingga bisa memutuskan desain susunan pegas seperti apa yang akan dipakai pada ayunannya. Setelah melihat hasil produk siswa , guru merasa kagum dengan kreativitasnya. Beberapa bahkan membuat dengan bahan tambahan dari lingkungan sekitar.

C. Respon orang lain dari strategi yang dilakukan
1. Respon siswa dari pembelajaran ini adalah sangat senang mengikuti pembelajaran , dapat terlihat dari kegiatan refleksi akhir pembelajaran yang ditulis di googleform. Yang paling menyenangkan adalah bagian membuat produk dan mempresentasikannya. Berdasarkan hasil angket siswa sebesar 94% siswa menyatakan sangat senang mengikuti pembelajaran.
2. Respon dari observer (teman sejawat) bahwa model pembelajaran efektif dan menyenangkan dengan semua sintaks sudah terlaksana baik. Media yang digunakan mampu mengiring siswa untuk mencapai tujuan. Siswa terlihat tidak jenuh selama pembelajaran karena terdapat interaksi dinamis antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Metode PJBL nampak sangat menyenangkan bagi siswa sehingga kreativitas siswa muncul dengan sangat baik terlihat dari produk yang dihasilkan sampai analisa konsep dari setiap produk.

D. Faktor keberhasilan
Faktor keberhasilan dalam praktik ini sangat ditentukan oleh:
1. penguasaan guru terhadap model, metode, media, modul ajar yang sudah dibuat
2. kemampuan guru mengelola kelas
3. antusias dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
4. kerjasama dan dukungan dari teman sejawat serta kepala sekolah

 

E. Pembelajaran dari keseluruhan Proses
Guru harus berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam mengelola pembelajaran antara lain mengelola metode, model, menyediakan media, alat bahan sebagai pendukung pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang mengintegrasi TPACK, HOTS dan $C sesuai tuntutan abad 21. Tuntutan tersebut tentunya disesuaikan dengan karakteristik materi dan siswa masing-masing lingkup pendidikan. Kesimpulan dari aksi yang telah dilakukan oleh praktikan adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang tergolong jarang dipakai dalam pembelajaran fisika ternyata mampu menumbuhkan antusias dan kekreativitasan anak dan tentunya dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Generasi Muda Sehat Indonesia Ku...
Arif Jaka Purnomo, S.Pd Generasi muda menjadi kunci terbukanya...
MEMBUAT BAKSO HINGGA MEMPEROLEH ...
BULETIN SMANJA KULINER bakso menjadi makanan favorit orang Ind...
SAMPAH PLASTIK MENAMBAH PEMASUKA...
BULETIN SMANJA _ SETIAP hari pasti banyak dari kita yang membe...
PRAKTIK BIOLOGI "PERCOBAAN PERTU...
BULETIN SMANJA_ SAAT ini kelas XII sedang disibukkan dengan tu...
PEMBUATAN INFOGRAFIS
BULETIN SMANJA_MEDIA  informasi berupa Infografis dapat berben...
Siswa SMANJA Praktek Buat ES Krim
Posted by Admin - 01 Oktober 2023 Saat ini es krim telah d...

SMAN 1 JATISRONO

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Hubungi kami di : +622734131186

Kirim email ke kamisma1jatisrono@gmail.com

SMAN 1 JATISRONO

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman