Posted by Admin - 11 Oktober 2021
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia. Banyak peralatan manusia yang tergantung pada listrik seperti handphone, laptop, kipas, blender, magicom lampu dll. Penggunaan energi listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat akan tetapi energi listrik yang berasal dari sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, gas alam mulai menipis dan terbatas. Berawal dari permasalahan tersebut kini banyak dimunculkan penggunakan energi alternatif yang dapat digunakan untuk menghasilkan arus listrik. Energi alternatif terbarukan sudah semakin banyak digunakan mulai dari tenaga surya, angin, air bahkan melalui pemanfaatan buah-buahan yang mengandung asam. Sumber energi tersebut dinilai ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
Salah satu buah yang dapat dijadikan sumber arus listrik yaitu belimbing wuluh. Belimbing wuluh merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis Amerika . Namun belimbing wuluh juga hidup subur di Indonesia. Menurut Gendrowati 2015, Belimbing wuluh memiliki batang yang kasar dan dapat tumbuh sekitar 15 meter dengan percabangan sedikit. Daunnya tersusun ganda dengan bentuk kecil. Belimbing wuluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman buah yang mempunyai rasa asam. Oleh karena rasa asam yang tinggi menyebabkan belimbing wuluh jarang dikonsumsi langsung layaknya buah segar. Belimbing wuluh sering digunakan sebagai tambahan bumbu sayuran itupun dalam jumlah yang sedikit. Pemanfaatan buah belimbing wuluh di Indonesia belum dilakukan secara maksimal.
Belimbing wuluh mengandung senyawa kimia lain yaitu asam sitrat, asam format, asam askorbat, saponin, tannin, flavonoid, kalium, kalsium dll. Rasa asam belimbing wuluh berasal dari kandungan asam sitrat.
Elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Pada belimbing wuluh memiliki kandungan saponim, tannin, glukoasid, kalsium oksalat , peroksida, dan kalium sitrat serta juga memiliki tingkat keasamaan yang tinggi , sehingga dapat dijadikan sebagai sumber arus listrik (Sutikno dalam Purwati , 2017).
Selain menjadi obat kesehatan dan kecantikan , ternyata belimbing wuluh bisa menghasilkan arus listrik. Hal tersebut membuat penulis yang bekerja sebagai guru fisika tertarik bersama siswa SMA N 1 Jatisrono untuk melakukan eksperimen sederhana. Berbekal 5 buah belimbing wuluh kita menghubungkan kutub positif dan kutub negative ke lampu LED sebagai indikator bahwa adanya arus listrik yang mengalir. Kita menggunakan lempeng tembaga sebagai kutub positif (kation) yang ditancapkan pada daging buah belimbing wuluh. Kemudian lempeng seng kita tancapkan pada sisi berbeda di buah belimbing wuluh tersebut sebagai kutub negatif (anion). Kedua lempeng tersebut dihubungkan dengan kabel penjepit buaya. Lampu LED menyala sebagai bukti bahwa adanya aliran ion ion yang menghasilkan arus listrik. Air yang terdapat pada belimbing wuluh mengandung asam yang kuat untuk menghantarkan ion dan electron yang ada pada lempengan seng, sehingga terbentuklah arus listrik. Namun eksperimen ini masih terbatas hanya melihat adanya aliran arus , sehingga untuk kedepannya bisa dilanjutkan dengan mengukur berapa arus yang dihasilkan dari belimbing wuluh.
Listrik yang dihasilkan oleh belimbing wuluh belum mampu digunakan sebagai alternatif energi dalam skala besar. Namun melalui eksperimen ini kita dapat memperoleh pengetahuan tentang mengapa buah belimbing wuluh dapat menghasilkan listrik, sehingga diharapkan dapat memberi inspirasi dalam menggunakan energi alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
Gendrowati, F. 2015. TOGA Tanaman Obat Keluarga. Edited by Geulis. Jakarta Timur: Padi.
Purwati, dkk. 2017. ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PADA BATTERAI. Jurnal Teknik Energi 13 (2) : 61-67
Copyright © 2022 – SMANJA.
All Rights Reserved. Made with ❤ Tim IT SMAN 1 JATISRONO